PEMBEKALAN KEPADA PELAYAN PENUH WAKTU DISTRIK XXIII LANGKAT

Binjai, (29/07/2013)

Sebanyak 27 orang Pelayan penuh waktu yang melayani di Distrik XXIII Langkat hadir di Gereja HKBP Binjai guna mengikuti pembekalan, diskusi dan percakapan bersama yang langsung dipimpin oleh Pimpinan HKBP Senin, 29 Juli 2013. Didampingi Praeses HKBP Distrik XXIII langkat Pdt. Togar Hasugian, STh pimpinan HKBP yang hadir adalah Ompui Ephorus Pdt. W.T.P. Simarmata, MA, Sekreataris Jenderal Pdt. Mori A.P. sihombing, MTh, Kepala Departemen Koinonia Pdt. Welman P. Tampubolon, STh dan Kepala Departemen Diakonia Pdt. Drs. Bihelman D.F. Sidabutar, STh, MM dengan penuh bersahaja memberikan motivasi kepada para Pelayan HKBP tersebut. Acara pembekalan yang penuh suasana kekeluargaan ini memberikan banyak hal positif serta motivasi bagi para Pelayan HKBP yang terdiri dari Pendeta, Guru Huria, Bibelvrouw dan Diakones yang melayani di Distrik XXIII Langkat.

 

Ompui Ephorus pada kesempatan ini, membekali para pelayan dengan beberapa content sebagai berikut : Pertama, mengenai pembangunan masa depan gereja melalui unsur internal (bukan fisik). Membangun masa depan gereja adalah tanggungjawab kita. Tanggungjawab ini harus dibebankan pada titik sikap yang mau bekerja keras terutama kedisiplinan untuk mendidik anak-anak. Oleh karenanya, masa depan anak-anak terletak pada cara didik para orangtua. Selain itu, cepat atau lambat kita harus menyadari peran pemuda di dalam pertumbuhan dan perkembangan gereja sangatlah penting. Oleh karenanya, gereja harus mampu memfasilitasi jemaat-jemaat yang masih memiliki jiwa muda yang selalu berpikir kritis positif terhadap perjalanan gerejanya. Ompui juga menegaskan bahwa HKBP sudah saatnya memiliki organisasi kepemudaan yang menampung spirit dari jiwa-jiwa pemuda, yang di dalamnya tidak hanya naposobulung tetapi siapa saja yang memiliki sumbangsih pemikiran-pemikiran yang baik untuk kemajuan HKBP.

 

Kedua, mengenai kedisiplinan waktu. Perihal yang satu ini memiliki fungsi untuk melihat seberapa jauh kepiawaian seorang pelayan dalam memanajemen dirinya sendiri untuk menjadi seorang pelayan yang baik bagi jemaatnya. Kebiasaan-kebiasaan yang selalu ‘telat’ sudah seharusnya segera diubah karena dari mana motor perkembangan gereja jikalau pelayannya sama sekali tidak menghargai waktu. Mulai dari tingkat huria sampai distrik sudah seharusnya menentukan atau memiliki ‘jam kantor’ untuk memulai pelayanannya di tiap harinya. Ketiga, mengenai konteks pelayanan. Kepekaan seorang pelayan di sini sangat dituntut untuk mengetahui medan pelayanannya, mulai dari konteks lokal hingga konteks global atau mendunia. Penguasaan konteks ini memegang peranan penting dalam perkembangan gereja. Bagaimana pelayan dikatakan melayani jikalau tidak mengetahui kondisi jemaatnya sendiri baik dari sisi fisik maupun mentalitas. Oleh karenanya, diperlukan kesatuan bagi para pelayan yang ada dalam satu lingkup pelayanan untuk mengoordinir jalannya program-program yang menunjang pelayanan gereja ke arah yan lebih baik, ucap Ephorus mantap.

 

Oleh Sekretaris Jenderal yang membawakan materi “HKBP masa kini dan masa depan” mengawali penjelasannya melalui historis Gereja HKBP. Historis HKBP 1824, Burton sebenarnya telah berkhotbah di kota Tarutung. Karena tidak direspon, maka Inggeris yang mengutusnya menariknya pulang kembali. 10 tahun kemudian (1834) tibalah Munson dan Lyman dari Amerika, namun mati terbunuh. Tiga bulan sebelum Munson dan Lyman mati, Nommensen lahir di Jerman, sehingga 1862 Nommensen telah tiba di Bukit Siatas Barita. Nommensen meninggal 1918 saat itu umur HKBP 57 tahun. Nommensen tinggal di tanah Batak selama 56 tahun. Saat Nommensen meninggal, catatan statistik jemaat HKBP mencapai 600 ribu jiwa, 150 ribu diantaranya dibabtis oleh Nommensen.

 

Menurut Sekreataris Jendearal, yang kita hadapi sekarang ini di tahun 2013 ini, HKBP terus mengembangkan pelayanannya di Rumah-rumah sakit, penjara-penjara, kampus-kampus, buruh-buruh dan lain sebagainya. Hal yang mesti kita benahi adalah bagaimana HKBP ke 25 tahun, 35 tahun mendatang. Menurut Sekjend, hasil penelitian tim dalam rangka jubelium 150 tahun, disebutkan ada 4 inti dari penelitian tersebut : warga HKBP tidak puas dengan para pelayan HKBP. Ketidakpuasan itu terdiri atas 4 poin : Manajemen, Kepemimpinan, Khotbah dan Kunjungan, ditambah lagi dengan sistem pelayanan. Tantangan-tantangan gereja HKBP saat ini sudah sangat serius. Para pelayan HKBP hendaklah semakin meningkatkan cara berkhotbah, memberdayakan naposobulung, statistik yang serius dikerjakan. Penting sekali bagaimana kita menambah volume pelayanan, jumlah kunjungan dan peningkatan pelayanan, ucap Sekjend.

 

Kepala Departemen Koinonia menyampaikan bahwa telah ditetapkan pada rapat MPS bulan April 2013 bahwa tahun 2013 adalah sebagai Tahun Anak-anak HKBP, tahun 2014 tahun Pemuda, tahun 2015 tahun Parompuan, dan tahun 2016 tahun kaum Bapak dan Lansia. Kadep Koinonia juga menjelaskan bahwa saat ini telah dibentuk tim untuk merumuskan kurikulum untuk anak Sekolah Minggu, melalui kurikulum itulah akan ada paket pengajaran untuk Sekolah Minggu. Akan dibuat paket A, B, C, sehingga tidak setiap tahun membeli buku, karena ini adalah merupakan paket pengajaran, dan diharapkan akan selesai tahun 2014.

Hal yang menjadi konsentrasi juga adalah bagaimana memberdayakan guru-guru Sekolah Minggu. Kita harus teliti dulu baru kita buat sertivikasi guru-guru Sekolah Minggu. Perekrutan guru-guru Sekolah Minggu perlu mendapat perhatian di semua gereja. Melalui Departemen Koinonia bersama Biro Pembinaan dan SMIRNA bisa memberikan paket pemberdayaan guru-guru Sekolah Minggu. Untuk menyongsong tahun pemuda, sedang kita persiapkan worksop pemuda, sudah dilakukan di 3 tempat yakni Medan, Jakarta dan Tapanuli.

Oleh Kepala Departemen Diakonia disebutkan bahwa program Diakonia meliputi membangun alat/forum jejaring internet dengan umat serta berbagai kalangan internal dan eksternal, majalah diakonia, radio Diakonia (yang tidak lama lagi akan mengudara) serta pendirian Cafe Diakoni. Departemen Diakonia juga sudah membagi-bagikan mobil internet sebanyak 7 unit ke daerah-daerah dan juga sekolah-sekolah. Bedah rumah juga sudah dilakukan, dan akan melakukan pendataan semua sekolah-sekolah HKBP. Akan terus melakukan program-program berkesinambungan.

Acara pembekalan ini bertambah menarik karena diselingi dengan tanya jawab dengan pimpinan HKBP. Acara pembekalan berakhir dengan foto bersama. Sukses untuk seluruh Pelayan. (bin2)

Sumber : http://hkbp.or.id/pembekalan-kepada-pelayan-penuh-waktu-distrik-xxiii-langkat/

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply