Jurnal Harian per 15 Oktober 2013: Acara Pembukaan Rapat Pendeta & Penyerahan Palu Sidang
Acara Pembukaan Rapat Pendeta & Penyerahan Palu Sidang
- Prosesi dimulai dari gedung Menza FKIP HKBP Nommensen. Iring-iringan diawali oleh salah seorang utusan penyerahan Palu persidangan Rapat Pendeta, Pdt. Sondang Simanjuntak, STh, MPd dan diikuti oleh lima pendeta (liturgis, pengkhotbah, dan beberapa pendeta seksi persidangan), di mana salah satunya adalah Pdt. Dr. Tuhoni Telaumbanua (Ephorus BNKP). Setelah enam pendeta tersebut, diikuti oleh Ketua Rapat Pendeta Pdt. WTP. Simarmata, M.A yang sekaligus adalah Ephorus dan keempat pimpinan, selain itu juga di jajaran barisan setelahnya ada beberapa mantan pimpinan HKBP periode lalu yang terlihat. Kemudian, diikuti oleh istri para pimpinan lalu jajaran Praeses beserta istri.
- Di dalam khotbahnya yang diambil dari Filipi 2: 5-11, Pdt. Tuhoni mengatakan bahwa sudah saatnya gereja menyadari tentang perkembangan zaman. Di zaman reformasi ini diperlukan pembaharuan, pendamaian, dan pemberdayaan. Ketiga strategi ini merupakan upaya untuk merealisasikan gereja menjadi berkat bagi masyarakat.
- Ibadah pembukaan ini juga turut diisi oleh Paduan Suara Koinonia HKBP Pematangsiantar dan Paduan Suara Sola Fide HKBP Suprapto Jakarta.
- Dalam bingkai tata ibadah, setelah khotbah dibukalah Rapat Pendeta dengan melakukan pembacaan peringatan akan anggota rapat dan keluarga yang telah menyelesaikan pelayanannya di dunia ini (meninggal dunia) – Inmemoriam oleh Kepala Biro Personalia Pdt. Parinsan Simanungkalit, STh. Sejak Agustus 2009 sampai tanggal 15 Oktober 2013 ada 50 pendeta yang meninggal dan 9 istri pendeta yang meninggal.
- Ketua Umum Panitia Rapat Pendeta, Pdt. Mori Sihombing, MTh membacakan kehadiran peserta Rapat Pendeta 2013 ini dengan menyatakan bahwa yang sudah tiba hingga saat inni sejumlah 1253 orang dari 1457 orang, dan yang memohon izin 13 orang.
- Kemudian dilanjutkan simbolisasi penyerahan palu sidang, yaitu Peserta Rapat Pendeta dalam kepatuhannya kepada Tuhan telah siap dipimpin di dalam rapat akbar ini, sehingga Ketua Rapat Pendeta sebagai penerima palu melalui kekuatan yang berasal dari Tuhan membuka rapat (disertai dengan kehadiran peserta rapat memenuhi persyaratan) di dalam nama Allah Bapa, dan Nama Anak-Nya Tuhan Yesus Kristus, dan di dalam Nama Roh Kudus (sesuai dengan rumusannya di dalam tata ibadah).
Sumber : http://hkbp.or.id/jurnal-harian-per-15-oktober-2013/
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!